Berhutang Membuat Kita Bangkrut dan Menjadi Miskin, Benarkah?

Hutang Membuat Bangkrut


Beberapa kali saya membaca status teman di Facebook yang mengatakan sangat anti dengan hutang dan mengatakan hutang membuat bangkrut dan sebuah dosa besar. Alih-alih bisa membantu, berhutang justru akan membuat seseorang bangkrut dan menjadi miskin, katanya.
Masih menurut teman itu, bahkan bagi seorang pengusaha sekalipun seharusnya tidak boleh berhutang. Padahal kalau kita perhatikan sangat banyak pengusaha yang berhutang demi bisnis mereka. Pertanyaannya, apa tujuan berhutang bagi pengusaha? Benarkah berhutang bisa membuat kita miskin?
Saya akan coba ulas topik ini.

Apa Itu Hutang?

Hutang adalah kewajiban untuk membayar sejumlah uang dengan jangka waktu tertentu di masa depan. Banyak orang sangat takut dengan hutang karena dianggap akan membuat perekonomian mereka menjadi terganggu.
Fakta bahwa banyak orang bangkrut karena berhutang terlalu besar membuat kita tidak ingin berhutang. Tentu saja tidak ada orang yang mau berhutang. Banyak orang menjadi stress dan melakukan hal-hal jahat karena hutang mereka, misalnya mencuri atau KORUPSI. Bahkan ada orang yang bunuh diri karena merasa depresi dan tidak kuat membayar hutangnya.
Apakah benar hutang membuat bangkrut dan sebegitu menakutkannya sehingga harus dihindari sejauh mungkin?
Untuk menjawab pertanyaan itu, kita juga tidak boleh mengenyampingkan fakta bahwa ada banyak sekali pebisnis sukses dan bisa mengembangkan usahanya karena meminjam uang dari bank. Punya hutang bukan berarti seseorang atau sebuah perusahaan dianggap gagal atau bangkrut.
Menurut saya tidak bijak bila kita langsung men-judge mengatakan bahwa orang berhutang adalah salah. Ada hal-hal yang menjadi pertimbangan seseorang ketika akhirnya memutuskan untuk berhutang. Kita harus lihat apa tujuan mereka meminjam uang.

Apa Tujuan Berhutang?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita harus lebih dulu melihat jenis hutang dari tujuan penggunaan pinjaman. Ada dua jenis hutang, yaitu hutang produktif dan hutang konsumtif.
#1. Hutang produktif adalah hutang yang tujuan peminjamannya bisa memberikan manfaat finansial. Misalnya, saat Anda meminjam uang dari bank dengan tujuan untuk membangun usaha, maka uang yang dipinjam masuk dalam kategori hutang produktif.
#2. Hutang konsumtif adalah hutang yang tujuan peminjamannya tidak memberikan manfaat finansial. Misalnya, saat Anda meminjam uang dari bank dengan tujuan uang tersebut digunakan sebagai biaya untuk liburan, maka hutang ini masuk dalam kategori hutang konsumtif.
Jika ditanya apa tujuan berhutang maka masing-masing orang akan berbeda jawabannya. Tapi bila hal ini ditanyakan kepada pengusaha, biasanya jawabannya adalah, berhutang tujuannya untuk meningkatkan kinerja bisnis agar lebih baik dari sebelumnya.
Adapun beberapa pertimbangan yang dilakukan pengusaha sebelum berhutang adalah:
  1. Menambah modal kerja; gunanya untuk meningkatkan stok produk dan tenaga kerja
  2. Ekspansi usaha; membidik pangsa pasar baru atau menjangkau lebih banyak konsumen
  3. Invsetasi usaha; membeli peralatan/ perlengkapan terbaru, membeli atau menyewa tempat usaha
  4. Meningkatkan arus kas; mencegah masalah keuangan di perusahaan
Jika tujuan Anda berhutang adalah untuk memenuhi keinginan atau lifestyle, maka kemungkinan besar hutang tersebut akan menjadi malapetakan bagi keuangan Anda. Biasanya orang-orang yang sering berhutang demi gaya hidup adalah masyarakat kelas menengah yang ingin terlihat kaya.
Mereka membeli hal-hal yang tidak begitu penting dengan cara mencicilnya. Kebiasaan inilah yang membuat masyarakat kelas menengah sulit kaya, coba Anda perhatikan.

Hutang Membuat Bangkrut dan Miskin, Benarkah?

Jujur saja, sekarang ini sebenarnya saya berada pada posisi berhutang pada bank. Hutang tersebut saya gunakan untuk pengembangan usaha saya. Sayangnya, usaha tersebut bukannya semakin besar dan sukses, tapi justru mandek dan bahkan mengalami kemunduran.
Walaupun saya tetap bisa membayar cicilan hutang, tapi pengeluaran tersebut terasa berat karena bisnis mandek tadi. Lalu, apakah saya menjadi bangkrut dan miskin? Syukurlah, hingga saat ini saya masih bisa bertahan dan tetap bisa membayar cicilan hutang secara rutin.
Sejak awal memutuskan berhutang, kita harus berpikir mengenai risikonya. Dan ini juga sudah saya pertimbangkan sejak awal. Bahkan sejak jauh hari saya memperhitungkan bila terjadi hal terburuk pada usaha saya, harus ada backup plan (rencana cadangan). Mungkin ini yang membuat saya tidak bangkrut dan miskin tiba-tiba.
Yang sering terjadi, orang meminjam uang ke bank tanpa memikirkan risikonya. Banyak yang menganggap hutang itu adalah penambahan kekayaan, dan tidak bijak menggunakan uang dari hutang tersebut. Ketika mereka tidak sanggup bayar dan pihak bank kemudian menyita aset mereka, eh malah marah-marah di Facebook.
Sebelum kita meminjam uang dari bank ya harus pikir masak-masak segala risikonya. Jangan asal pinjam begitu saja. Jika tidak siap dengan risikonya, JANGAN pernah meminjam uang dari bank. It’s just that simple!

Kesimpulan:
Menurut saya (ini menurut saya lho ya), berhutang itu tidak melulu diidentikkan dengan sesuatu yang buruk. Bila pinjaman uang adalah hutang produktif, maka kita harus berhati-hati dalam mengelola uangnya. Maka hutang tersebut bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat, misalnya pengembangan usaha.
Tapi bila pinjaman uang yang Anda lakukan adalah hutang konsumtif, maka bersiap-siaplah bangkrut. Mungkin tidak bangkrut, tapi yang pasti Anda akan selalu terhimpit masalah keuangan yang mungkin bisa membawa Anda ke masalah lain.
Kalau bisa, JANGAN pernah berhutang. Tapi bila TERPAKSA berhutang, pastikan hutang tersebut adalah hutang produktif. Semoga bermanfaat.
Disqus Comments